Kilas Balik Layar Fakultas Sewon Screening 10 yang Membuat Mata Tertuju pada Kebebasan Berekspresi Seniman

Sebelum memulai kembali perjalanan Sewon Screening 11 kita akan kembali ke tahun kebelakang untuk melihat pada acara satu dekade Sewon Screening, berbagai program cukup berhasil untuk mensukseskan festival film ini, tapi ada dua program yang cukup memberi perhatian, yaitu Program Layar Fakultas Seni Rupa dan Seni Pertunjukan. Dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2024 di Boulevard ISI Yogyakarta dan 10 Agustus 2024 di Plaza Fakultas Seni Rupa. Program ini menampilkan rangkaian film yang mengajak penonton menyelami berbagai refleksi tentang kehidupan, ekspresi personal, serta kompleksitas hubungan sosial. Melalui media seni, program ini berhasil membawa penonton menyentuh sisi-sisi terdalam dari pengalaman manusia.

Layar Fakultas Seni Rupa

Memiliki konsep penerimaan yang lahir dari kebijaksanaan sesuai dengan ajaran stoikisme, program ini mengangkat tradisi maskulinitas yang sering kali dibatasi ruang ekspresinya baik secara verbal maupun gerak tubuh, menghadirkan perspektif sosok-sosok pria yang menggunakan seni rupa sebagai medium bebas untuk mengungkapkan jati diri tanpa terkungkung oleh norma atau stereotip, yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada rasa penerimaan itu sendiri.

Program Layar Fakultas Seni Rupa ini cukup sukses untuk membuat konsep stereotip maskulinitas di ruang seni rupa, hal ini dapat memberi pemahaman masyarakat tentang seni dan ekspresi diri melalui film-film yang ditampilkan.

Layar Fakultas Pertunjukan

Ruang terbuka baru bagi kebebasan berekspresi yang memungkinkan beragam sudut pandang bersinggungan dari berbagai arah dan lapisan kehidupan. Melalui seni pertunjukan, film-film dalam program ini menunjukkan bagaimana kerja tim dan kolaborasi bisa menciptakan karya yang melebihi dikotomi dan menjadi milik bersama. Salah satu film yang diputar adalah film “Behind The Stage,” menggambarkan dinamika kerja tim dalam menciptakan sebuah pertunjukan, menunjukkan bahwa keberhasilan seni tidak hanya bergantung pada individu, tetapi juga pada sinergi antara berbagai elemen.

Kedua program ini menciptakan wadah bagi para seniman untuk terlibat dalam dialog mendalam sekaligus refleksi kritis seputar isu ekspresi diri dan identitas dua aspek yang seringkali tertekan akibat norma-norma sosial dan budaya yang mendominasi. Selama ini, banyak seniman merasa terkekang oleh struktur masyarakat yang cenderung tidak menerima perbedaan, dan kurang memberi ruang bagi keberagaman pandangan. Melalui program ini, mereka akhirnya mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi, mempertanyakan yang selama ini dibentuk oleh nilai-nilai budaya yang kaku dan tidak selalu inklusif.

Pada Sewon Screening 11, program Layar Fakultas Seni Rupa dan Seni Pertunjukan dikembangkan menjadi Layar Institut. Program ini nantinya akan berfokus pada pemutaran karya di ISI Yogyakarta dan menjadi wadah representasi seluruh fakultas seni di institusi tersebut. Kabar ini tentu disambut baik karena dinilai sebagai langkah progresif untuk mempertemukan beragam ekspresi seni dalam satu program.

Oleh Cheryl Nadia Fawwaz

Editor Satya Din Muhammad

Penerjemah Debytha Nela Mv.

Bagikan postingan ini melalui:
Facebook
X
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Komentar • 0

Tulis komentar kamu

Update Terkait

Menu

Arsip

Layanan