Beyond de Talk – Manajemen Waktu Proyek Film Pendek: 12 Jam Cukup, Nggak?
- Satya Din Muhammad
Sewon, 23 September 2025 – Ruang Beyond de Talk di Sewon Screening 11 mendadak riuh oleh diskusi yang menyoroti salah satu isu paling vital di balik layar industri film, yaitu manajemen waktu. Pemateri kali ini yaitu, Yusmita Latif, seorang Dosen, Pembuat Film, Mentor, Praktisi, dan lulusan S2 dari ISI Yogyakarta. Dimoderatori oleh Alam Ghifari, diskusi ini mengundang para sineas muda untuk merenungkan pertanyaan krusial, “12 Jam Syuting Cukup, Enggak, sih, untuk Film Pendek?”
Sesi dimulai dengan pembahasan tentang realita jam kerja di industri film yang seringkali melampaui batas wajar. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kru film seringkali bekerja hingga 16 jam, jauh berbeda dari standar 8 jam kerja kantoran. Hal ini disebabkan oleh sifat kontrak kerja yang lebih pendek dan tidak tetap. Namun, para pembicara menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kru harus menjadi prioritas, menolak kebebasan tanpa batas dalam bekerja, dan menekankan bahwa disiplin adalah kunci.
Dalam menghadapi dua pilihan, antara budget yang membengkak atau kompromi kreatif, produser dan sutradara ditantang untuk mencari solusi. Solusi tersebut tidak hanya butuh kecerdasan, tetapi juga strategi. Beberapa metode yang dibahas antara lain:
- Parallel Working: Semua divisi bekerja secara bersamaan, tidak menunggu divisi lain selesai.
- Clear Chain of Command: Komunikasi harus terpusat melalui First Assistant Director (1st AD) untuk menghindari miskomunikasi dan kekacauan.
- Disiplin Call Sheet: Waktu adalah aset berharga. Setiap menit molor berarti biaya yang membengkak.
- Contingency Plan: Setiap divisi wajib memiliki rencana cadangan untuk menghadapi kendala tak terduga, seperti cuaca buruk, talent batal, atau alat yang rusak.
Sineas Pribadi menekankan bahwa seorang filmmaker yang profesional harus realistis dan memahami risiko di lapangan. Menurutnya, produser harus terus belajar dari senior untuk bisa memitigasi persoalan.
Pada kesempatan yang sama, Yusmita Latif sebagai Pemateri Beyond de Talk turut menyuarakan pandangannya. Menurutnya, film tidak hanya dikaji dari sisi kreatif sebagai karya seni saja, tetapi juga membutuhkan pemahaman manajerial dan pengelolaan kerja yang benar dari semua divisi. Pandangan ini sangat relevan dan penulis setuju sepenuhnya. Keberhasilan sebuah film, termasuk film pendek, bergantung pada persiapan praproduksi yang matang, sumber daya manusia (SDM) yang paham alur kerja, dan kemampuan produser untuk menyediakan peralatan yang memadai.
Melalui diskusi ini, Beyond de Talk memang dari Sewon Screening sebelumnya telah menjadi wadah berbagi wawasan, juga pengingat bahwa film adalah sebuah karya seni yang dibangun di atas fondasi kerja tim, kedisiplinan, dan apresiasi terhadap setiap tetes keringat kru di lapangan. Diharapkan, para sineas muda dapat membawa semangat ini untuk menciptakan industri film yang lebih sehat, efisien, dan berkelanjutan di masa depan.
Kami sempat merangkum, tulisan ini agar menjadi Liputan Sorotan yang menarik bagi para Pembaca sekalian. Diskusi terjadi cukup membuat Penulis tertarik. Dimana Pemateri menjelaskan secara cukup rinci mengenai pembahasan Mempersiapkan Plan B, Kualitas SDM, dan Budgeting. Semuanya Penulis rangkum dalam tulisan pendek di Program “Kelas Singkat.”
Semoga bisa menjadi wawasan baru bagi teman-teman dan bisa mendorong pergerakan sinema sekecil apapun.
Terimakasih Yusmita Latif.
Oleh Satya Din Muhammad
Editor –
Penerjemah Debytha Nela M. V.
Komentar • 0
Tulis komentar kamu
Komentar • 0