Sewon Screening Hadirkan Pameran Arsip, Bilik Menonton dan Kolaborasi Seni Rupa
- Debytha Nela M. V.
Yogyakarta, 21 September 2025 – Sewon Screening kembali hadir sebagai wadah apresiasi karya film mahasiswa. Namun, di dekade baru ini, Sewon Screening tidak hanya menyuguhkan pemutaran film, melainkan juga menghadirkan tiga pameran yang menarik, yaitu Pamerah Arsip, Bilik Menonton, dan Pameran Seni Rupa.
Pameran Arsip
Pameran Arsip menampilkan satu dekade sejarah Sewon Screening. Pameran ini mengajak pengunjung menelusuri sejarah festival, membangun rasa kedekatan dengan warisan yang telah tercipta. Tujuannya adalah memastikan setiap usaha dan kerja keras yang telah dikorbankan tidak dilupakan, menjadi pondasi kuat bagi Sewon Screening saat ini. Melalui pameran ini, pengunjung diharapkan dapat merasakan jiwa resistance melalui konsistensi Sewon Screening yang semakin segar dan tak tergoyahkan setiap tahunnya.
Bilik Menonton
Bagi pengunjung lama, Bilik Menonton bukan lagi hal asing. Pameran ini konsisten menampilkan film-film dari edisi pertama hingga kesepuluh. Tujuannya yaitu memberikan kesempatan bagi mereka yang belum sempat menonton atau hadir di festival sebelumnya, sekaligus memastikan film-film ini tidak hilang begitu saja setelah festival usai. Bilik Menonton telah menjadi bagian dari festival sejak Sewon Screening 8, selalu menghadirkan ruang berbeda untuk mengingat. Tahun ini, Bilik Menonton mengambil bentuk baru. Mengusung tema besar “Resistance“, ruang pamer disulap menyerupai rumah yang dijarah, sebuah konsep ruang yang personal yang mengajak pengunjung untuk merasakan atmosfer yang unik dan intim. Pengalaman menonton tidak berhenti pada layar, pengunjung juga dapat membaca katalog film yang tersedia untuk memahami konteks film secara lebih mendalam.
Pameran Seni Rupa
Pameran Seni Rupa adalah bentuk kolaborasi antara Sewon Screening 11 dengan Fakultas Seni Rupa (FSR) ISI Yogyakarta. Pameran ini menyajikan karya-karya seni rupa yang mengangkat tema Resistance, berbicara tentang perlawanan sehari-hari melalui berbagai medium, bahasa, dan rasa. Baik dengan bisikan maupun teriakan, semua meninggalkan jejak yang dapat disaksikan oleh pengunjung. Kolaborasi ini berawal dari pra-event festival, ketika panitia mengajak mahasiswa FSR untuk terlibat. Meskipun sempat mengalami perubahan jadwal, pameran akhirnya resmi dibuka bersamaan dengan main event Sewon Screening. Beberapa karya yang mencuri perhatian antara lain “Paradoks” karya Hilmy Bagastama dan “Republik Ndasmu” karya Nalendra Ajib Afisaputra, serta banyak lagi karya menarik lainnya. Proses kolaborasi ini berjalan sederhana namun bermakna. Mahasiswa film memberikan karya berupa film, mahasiswa seni rupa mengekspresikannya lewat lukisan, lalu keduanya dipertemukan di ruang festival. Seolah dua bahasa seni yang berbeda, namun berbicara pada isu dan semangat yang sama.
Lewat pameran ini, Sewon Screening ingin menunjukkan bahwa festival film juga bisa dialihwahanakan ke medium lain seperti lukisan. Bilik Menonton memberi ruang bagi yang mau ber-nostalgia, sementara pameran lukisan membuka jalan baru. Semuanya berpadu menjadikan pengalaman kolektif yang lebih luas, lebih kaya, dan lebih hidup.
Pameran Arsip dan Bilik Menonton dapat dikunjungi di Gedung Dekanat Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, berbeda dengan Pameran Seni Rupa dapat dikunjungi di Galeri Pandeng ISI Yogyakarta. Ketiganya terbuka untuk umum, pameran dibuka dari jam 11.00 – 23.00 WIB.
Jangan lupa berkunjung dan selamat merayakan Sewon Screening 11!
Oleh Debytha Nela M. V.
Editor Satya Din Muhammad
Penerjemah Debytha Nela M. V.
Komentar • 0
Tulis komentar kamu
Komentar • 0