Menyelinap di Kota Pahlawan Mengusik Kenyamanan Tontonan di Surabaya

Surabaya, 4 Juni 2025 – Sewon Screening 11 telah kembali berlayar. Pada pre-event ini, Sewon Screning 11 kembali menghadirkan program Layar Tandang. Sebagai lanjutan program dari roadshow Sewon Screening 10 yang telah diadakan di lima kota di lima provinsi yang berbeda di Indonesia. Tahun ini, Layar Tandang hanya diadakan di tiga Ibu Kota provinsi yang ada di Jawa. Kota Pahlawan, Surabaya menjadi pembuka Layar Tandang, mengusung nama program ‘Bersiap, Hasrat Disergap!’ Layar Tandang Surabaya ini telah diadakan di Wisma Jerman dan berkolaborasi dengan Independen Film Surabaya (INFIS).

Sesi pemutaran film telah berlangsung pada sekitar pukul 15:47 WIB, tepatnya setelah melewati serangkaian acara pembuka seperti sambutan oleh Hatim Hidayat selaku Festival Manager, sambutan oleh kolaborator dan juga penyerahan merch. Ruang Halle Wisma Jerman ramai dipenuhi oleh antusiasme pengunjung, terlebih mahasiswa-mahasiswa Surabaya yang begitu senang menyambut Layar Tandang Surabaya ini.  Sepanjang pemutaran film, atmosfer Ruang Halle dipenuhi dengan rasa haru, romansa, dan gelak tawa penonton. Film “Sabung Raktor” yang ditayangkan di akhir, berhasil memeriahkan seisi ruangan dengan gelak tawa puas dari para penonton. Antusiasme mereka juga tampak saat sesi diskusi interaktif bersama filmmaker, para penonton bersahutan mengangkat tangan dan banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan menarik kepada filmmaker.

Bersiap, Hasrat Disergap!

Nama program Layar Tandang Surabaya ini dipilih untuk merefleksikan tema besar Sewon Screening 11 yaitu ‘Resistance’. Melalui cerita tentang keinginan kuat yang tumbuh, tetapi harus berhadapan dengan tantangan dan perbedaan pandangan. Dalam kondisi seperti ini, timbul pertanyaan penting, apakah harus menyerah atau tetap bertahan dan melawan? Meski hasil akhirnya belum pasti, tajuk ini menunjukkan bahwa keberanian untuk terus bergerak maju adalah bentuk perlawanan yang nyata terhadap tekanan yang mencoba meredam hasrat dalam diri. Bukan perlawanan keras atau heroik, tetapi perlawanan sunyi terhadap sistem tontonan yang terlalu nyaman. Melalui layar kecil, film pendek, dan ruang komunitas, Layar Tandang Surabaya mengajak untuk melihat dunia secara berbeda. Dan sebagaimana yang digambarkan dalam catatan program ‘Bersiap Hasrat Disergap!’ mengajak untuk bersiap menghadapi kenyataan bahwa keinginan untuk hidup dan berpikir bebas tak pernah benar-benar diterima begitu saja.

Diskusi dengan Para Filmmaker Mengenai Bentuk Film

Keempat filmmaker turut hadir dalam diskusi baik secara langsung maupun online. Ada, Rosihan Amril Farouqi (sutradara film “Spiral”) dan Kristian Aditya yang mewakili Komang Widhi (sutradara film “Flower in Fire”). Sementara Beny Kristia (sutradara film “Sabung Raptor”) dan Wisnu Candra (sutradara film “Meja Makan Goodbye, Table Manner”) mengikuti sesi diskusi secara online. “Film pendek itu tidak lebih dari tiga babak, pasti ada opening, konflik juga dan akhiran. Kalau menurut saya seperti itu,” ujar Kristian Aditya saat ditanyai pandangannya mengenai film pendek. Sementara Rosihan Amril Farouqi berkata, “Kalau buat aku film pendek itu buat eksperimen, karena kalau film panjang dibuat eksperimen terlalu resiko ya, karena budget-nya akan lebih besar.” Lalu Kristian Aditya juga mengungkapkan motivasi sutradara film “Flower in Fire” mengenai bentuk surealis yang menggabungkan unsur komunisme dan romansa, “Sutradaranya bilang, dia itu pengen kita bahas G30S PKI dengan pov yang berbeda, gitu. Dengan sudut pandang orang lain. Percintaan juga bisa menjadi imbasnya juga kan, apalagi kita membahas yang serius gitu.”

Alternatif Ruang Menonton yang Berbeda

Hadirnya Layar Tandang di Surabaya menjadi alternatif ruang menonton yang sedikit berbeda dari biasanya. Perlawanan terhadap pola tontonan pasif ini menjadi bentuk kecil dari ‘Resistance’ yang terus menyusup ke celah-celah kota. Terdapat empat film yang dirasa cukup mewakilkan hal tersebut, sehingga ditayangkan dalam program ini, diantaranya ada film “Meja Makan (Goodbye, Table Manner)”, “Spiral”, “Flower in Fire”, dan “Sabung Raptor”. Lewat pemutaran keempat film tersebut, Layar Tandang Surabaya menyodorkan tontonan yang lebih kritis dan reflektif.

Oleh Debytha Nela Mv.

Editor Majesti Anisa

Penerjemah Debytha Nela Mv.

Bagikan postingan ini melalui:
Facebook
X
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Komentar • 0

Tulis komentar kamu

Update Terkait

Menu

Arsip

Layanan