Bandung Menyala – Kembali Hadirkan Ruang Pemutaran Alternatif dan Tontonan Segar, Memantik Diskusi Menarik

Bandung, 26 Juni 2025 – Pemberian angin segar bisa melalui berbagai medium. Asalkan bisa menciptakan wawasan baru dan pemahaman yang kritis. Menariknya, Layar Tandang Bandung kali ini, secara langsung menciptakan perspektif baru dari para penonton yang mencoba menebak-nebak. Entah itu dari filmnya, programnya, atau ruangannya. Sebelum penayangan dimulai, ada sedikit bocoran mengenai rasa takut yang dialami panitia bilamana angin segar tidak dapat terealisasikan dengan baik ke banyak penonton. Ternyata dalam realisasinya, kedatangan penonton dari beragam latar belakang yang ramai-ramai datang menghadiri acara Layar Tandang ini. Bahkan ada yang dari jauh, rela datang untuk menghampiri dan berjejaring dengan sesama pembuat film. 

Sewon Screening, memang sudah dikenal baik oleh para pembuat film muda sebagai wadah pertemuan dan tempat diskusi. Maka dalam pembukaan program Layar Tandang Bandung ini, Evan Rizky selaku Festival Director Sewon Screening 11, menekankan kembali agar para filmmaker maupun penonton dapat mendaftarkan komunitasnya. “Kita bersama-sama membangun jaringan antar sineas muda dan merayakan dekade yang baru,” ujar Evan.

Penayangan film pun dimulai. Pada Layar Tandang Bandung ini, menampilkan film-film keren dan terdapat banyak sekali metafora. Ada ‘Click, Post, Exist’ karya Gesang Divo Abora, Seperti tulang’ karya Agni Nurhalisah, Bertuhan dan Bertahan (Faith/Survives)’ karya Afif Faaiz dan Syalwa Ramadhina, Balik Nama (In The Name of Liong)’ karya Roberto Rosendy, ‘Peluit Panjang’ karya Yusuf Jacka Ardhana, dan Modong: The Art of Having’ karya Diana Fitrianingsih. Bila tertarik mengenai film-film diatas, kamu bisa membaca review-nya di bagian Ulasan Film pada laman sewonscreening.com

Banyak penonton yang hadir dalam pemutaran ini, berangkat dengan rasa penasaran terhadap film-film yang akan ditayangkan. Ketika penayangan film berlangsung pun, sebagian penonton ada yang tampak serius dan seringkali alisnya mengkerut. Sepertinya ada banyak pertanyaan yang berkerumun dalam benaknya dan ingin segera dibahas lebih lanjut pada sesi diskusi. Ada juga yang nampak berseri-seri, sekadar menikmati. 

Dalam banyak wawancara dengan penonton, rata-rata mereka mendapat ajakan untuk datang ke Layar Tandang Bandung ini dan menjadi pertama kalinya bagi mereka menonton film-film festival seperti ini. Makanya, ketika sesi diskusi bersama filmmaker, beberapa penonton pun mengajukan diri bertanya. Karena kesempatan pengajuan pertanyaan terbatas, beberapa penonton memilih untuk diam dan tidak bertanya. Setelah diskusi usai, beberapa dari mereka pun segera menghampiri para filmmaker maupun programmer untuk mengobrol dan berdiskusi lebih lanjut.

Angin Segar di Layar Tandang Bandung

Berbagai respon bermunculan setelah film-film di tayangkan. “Film-film yang dibawakan sangat menggambarkan Resistance ya, sesuai dengan tema kan. Tapi sempet bingung diawal-awal, nah waktu diskusi film akhirnya paham juga kenapa begini, kenapa begitunya,” ungkap Kiran, salah satu mahasiswa UNPAD yang turut mengikuti pemutaran dan diskusi program ini.

Tak hanya Kiran, banyak penonton yang memiliki jawaban serupa. Banyak dari mereka yang menduga-duga pesan apa yang sebenarnya ingin filmmaker sampaikan dalam filmnya. Meski demikian, filmmaker menyerahkan kembali hasil pemikiran dari menonton film yang didapatkan sesuai dengan analisis dari para penonton sendiri. Karena nampaknya, film yang dibawakan memunculkan banyak pesan yang terkandung, tinggal bagaimana penonton itu menangkapnya.

Penonton-Penonton Kritis

Penonton tidak pulang dengan tidak membawa apa-apa. Mereka memiliki banyak sekali sumber daya, dipenuhi kesadaran dan pemahaman yang baik, sehingga angin segar dapat terealisasikan. Setelah layar pemutaran usai, banyak diskusi yang muncul. Mempertanyakan, menjelaskan, mengartikan, mendiskusikan, dan sebagainya. Mereka pun berkumpul-kumpul di banyak sudut Hall Space yang sangat amat luas. 

Oleh Satya Din Muhammad

Editor Majesti Anisa

Penerjemah Debytha Nela M. V.

Bagikan postingan ini melalui:
Facebook
X
WhatsApp
Telegram
LinkedIn
Komentar • 0

Tulis komentar kamu

Update Terkait