Bandung, 26 Juni 2025 – Lupakan semua yang kamu tahu tentang menonton film di bioskop. Di sudut kreatif Kota Bandung, sebuah gebrakan telah terjadi. Sewon Screening kembali berkolaborasi dengan Bahasinema, dalam gelaran Layar Tandang di dekade baru ini. Menghadirkan experience menonton yang membuat para penonton di Hallway Space bertanya-bertanya, kenapa ada dua layar?
Malam itu, seolah pertanyaan muncul dalam sela-sela bisikan dari kerumunan mahasiswa, maupun obrolan dari para pegiat sinema. Kolaborasi pemutaran Layar Tandang Bandung ini, menghadirkan sesuatu yang segar. Ditambah lagi, Hallway Space, yang dikatakan oleh sebagian orang sebagai hidden gem bagi skena Kota Bandung, menjadi wadah yang tepat untuk berjejaring dan saling berdiskusi.
Ketika duduk di venue, para penonton yang hadir di sana, pasti merasa janggal. Banyak sebagian dari mereka yang mempertanyakan perihal adanya dua layar dalam program pemutaran kali ini. Ketika penayangan dimulai, film-film yang ditayangkan secara bergantian menampilkan film yang berbeda. Namun bila diperhatikan, film-film yang dibawakan, selalu mengenai ketidakberdayaan.
Membantah Titah Tak Terbantah
Dalam catatan program Layar Tandang Bandung ini, film-film yang telah dikurasi dan disusun dalam program, dibawakan dengan tujuan untuk merayakan mereka yang membantah namun tak berdaya, dan yang bertahan meski hidup dalam tuntutan yang mengikat dan mengakar. Hal ini dapat dilihat bagaimana film yang dibawakan merepresentasikan tuntutan demi perubahan. Bentuk angin segar sangat digambarkan dalam penayangan film-filmnya. Dan yang menarik adalah, bentuk cara menonton yang dirasa memberikan sensasi atau experience yang berbeda ketika menontonnya.
“Susah ngerti awalnya, kenapa ada dua layar? Ku kira bakal satu aja layar yang digunain. Eh ternyata, satu satu. Baru pertama kalinya aku nonton dua layar gini,” tutur salah satu penonton yang hadir dalam pemutaran Layar Tandang Bandung ini.
Pernyataan jujur tersebut seakan mewakili perasaan para penonton malam itu. Kebingungan di awal yang perlahan bertransformasi menjadi pemahaman. Ternyata, metode penayangan yang unik ini berkaitan erat dengan tema ‘Membantah Titah Tak Terbantah’ yang diusung dalam program ini. Ada alasan kuat di baliknya.
Dengan tema ketidakberdayaan yang cukup berat, memaksa penonton untuk terus-menerus menatap satu titik, hingga menguras energi. Perpindahan layar dari satu sisi ke sisi lain menimbulkan banyak pertanyaan.
“Jadi, kenapa dua layar? Adalah karena akhirnya karya-karya film-film kontemporer itu nggak harus di layar lebar. Bisa juga muncul di berbagai ruang, di layar kecil, layar besar, dan layar LED. Di sini kami memberikan angin segar yang baru dan sebagai bentuk merespon tempat untuk pengalaman menonton yang lebih menarik,” jelas Nanda selaku perwakilan dari Bahasinema, ketika ditanya alasan menghadirkan dua layar pada pemutaran kali ini.
Tontonan memaksa tubuh untuk bergerak, mata mencari fokus baru, dan pikiran seolah mengambil napas sejenak sebelum kembali menyelami kisah perlawanan berikutnya. Pengalaman menonton menjadi aktif, sebuah dialog fisik antara penonton dan ruang, yang membuat pesan-pesan dalam film terasa lebih personal.
Di tengah-tengah film yang diputar, penonton tampak serius. Berusaha untuk mencerna dan memahami metafora yang ada pada visual maupun ceritanya. Setelahnya pun para penonton akan berdiskusi di luar ruangan mengenai pemahaman dan pesan yang mereka tangkap dari film-film itu, sehingga membuat diskusi obrolan setelah menonton menjadi semakin menarik.
Wujud Angin Segar
Inovasi yang dihadirkan Sewon Screening bukan hanya terletak pada keberanian memilih film-film yang menantang, tetapi juga pada cara penyajiannya. Sewon Screening berhasil menciptakan sebuah pengalaman menonton yang utuh, di mana metode, tema, dan ruang dikaitkan sehingga membuat sensasi baru. Pengalaman Layar Tandang di Bandung ini menjadi penanda jelas dan sebuah janji, bahwa program-program Sewon Screening ke depannya, akan selalu menawarkan lebih dari sekadar tontonan.
Usai sudah Sewon Screening 11 bertandang ke Surabaya, Semarang, dan Bandung. Setelah ini, masih ada program-program pre-event lainnya yang akan segera hadir hingga main event tiba. Nantikan terus informasi selanjutnya, hanya di social media Sewon Screening.
Sampai Jumpa Nanti di Main Event Sewon Screening 11!
Oleh Satya Din Muhammad
Editor Majesti Anisa
Penerjemah Debytha Nela M. V.
 
				 
								 
								 
															
Komentar • 0
Tulis komentar kamu
Komentar • 0